Senin, 16 April 2012

Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara

Saat melihat dokumen lama, pandangan saya membentur sebuah buku kecil  berukuran seperempat folio. Cover putihnya sedikit digigit jamur. Setelah dibuka, buku setebal 28 halaman itu memuat dua kepingan sejarah Kabupaten Banjarnegara. Yakni Peraturan Daerah mengenai lambang daerah (1969; 1988) dan Keputusan DPRD tentang Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara (1981).
Tulisan ini bermaksud menyampaikan semiotika Lambang Daerah yang dirilis tahun 1969 dan diperbarui sekali pada 1988 yakni setelah sejarah Hari Jadi Kota Dawet Ayu ini ditetapkan. 
 
Makna Lambang Daerah
Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara secara resmi ditetapkan dalam Peraturan Daerah tanggal 21 Januari 1969. Kemudian diundangkan pada 31 Desember 1972 dan dimuat pada LD Jawa Tengah seri C 1973 No. 11.
Bentuk dan Warna
Bentuk pokok lambang daerah menyerupai sebuah perisai dengan seutas selendang dibawahnya. Perisai berwarna dasar hijau dengan pelisir membingkai berwarna kuning. Apabila dicermati maka terdapat 13 macam benda alam atau buatan yang ditata artistik.
  1. Bangun persegilima yang bagian kiri-atas dan kanan-bawah berwarna merah, sedangkan kanan-atas dan kiri-bawah berwarna putih;
  2. Setangkai padi berisi 17 bulir berwarna kuning emas;
  3. Delapan tangkup kapas berwarna putih;
  4. Sebuah bintang bersegi lima berwarna kuning emas;
  5. Sebatang pohon beringin yang berdaun hijau, memiliki 8 akar gantung, dan 5 akar bawah berwarna coklat;
  6. Sebuah keris tanpa luk berwarna hitam;
  7. Deretan pegunungan berwarna biru muda;
  8. Belantara hutan berwarna hijau;
  9. Syphon atau suling saluran air berwarna hitam dengan 6 cincin pembagi saluran atas 7 bagian/ruas;
  10. Petak persawahan yang berundak-undak berwarna coklat;
  11. Sungai serayu yang mengalir berwarna biru muda dengan tiga jalur gelombang berwarna putih;
  12. Selendang didalam badan perisai yang menghubungkan padi-kapas dengan tulisan BANJARNEGARA;
  13. Selendang dibawah perisai bertuliskan: Wani Memetri R ahayuning Praja.
Makna semiotik
cover buku putih
  1. Perisai dan keris yang merupakan persenjataan umum dimasa perjuangan melambangkan jiwa kepahlawanan dan watak kesatria masyarakat Banjarnegara;
  2. Persegilima berdiri tegak melambangkan konsistensi kepribadian Pancasila;
  3. Bintang bermakna keyakinan keagamaan yang mendalam dan kuat;
  4. Pohon beringin melambangkan kemanunggalan dan persatuan pemerintah dan rakyat;
  5. Banjar persawahan dan Syphon saluran air melambangkan potensi alam pertanian dan daya cipta kreativitas khas yang dikandung oleh kearifan lokal kebudayaan rakyat Banjarnegara;
  6. Pegunungan dan belukar hutan merupakan ciri topografi alam Banjarnegara yang menyimpan aneka sumber kekayaan dan merupakan sumber kehidupan rakyat;
  7. Sungai Serayu merupakan rupa bumi alam yang membelah sepanjang wilayah eks karesidenan Banyumas berhulu di Banjarnegara.  Serayu merupakan anugerah yang memberi  inspirasi bagi pembangunan di 3 sektor: pertanian, perikanan, dan industri.
  8. Bidang tanah hijau tempat pohon beringin tegak melambangkan kesuburan tanah dan alam Banjarnegara;
  9. Bidang warna merah-putih melambangkan bahwa Banjarnegara merupakan bagian dari, dan wilayah perjuangan NKRI;
  10. Perisai berpelisir keemasan dan gambar padi kapas pada selendang bertulis Banjarnegara, mengkiaskan masa depan kejayaan bagi rakyat Banjarnegara yang adil dan mamur dibawah lindungan Tuhan YME.
  11. Sesanti: Wani Memetri Rahayuning Praja merupakan tambahan penyempurnaan lambang daerah berdasarkan Keputusan DPRD Nomor 003.3/4 tanggal 1 Juli 1981. Surya sengkala diatas berwatak angka 1381 atau menandakan hari kelahiran Kabupaten Banjarnegara tahun 1831 masehi. Makna sesanti tersebut kira-kira, segenap rakyat Banjarnegara berkebulatan tekad melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir dan bathin bagi rakyat dan pemerintahannya.
 Lambang daerah ini merupakan hasil pemenang sayembara. Kemudian pada tanggal 21 Januari 1969 ditetapkan oleh DPRD Gotong Royong yang diketuai SM. Abu Hanifah dengan persetujuan Bupati Banjarnegara (Letkol) R. Soedibyo. Tiga tahun berselang pada 31 Desember 1972 semasa Sekretaris daerah Zaelani Peraturan Daerah mengenai lambang daerah banjarnegara diundangkan sekaligus dibuatkan petunjuk teknis pemasangan dan penggunaan lambang. (*)   

2 komentar: