Ngabei Mangunyuda adalah nama besar dalam khasanah sejarah Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara. Dalam periodisasi babad dan sejarah pemerintahan Banjarnegara, era ketokohannya sangat menonjol semasa era Kadipaten Banjarpetambakan.
Menurut Sejarawan Banjarnegara, Adi Sarwono era pemerintahan Banjarnegara dapat dibagi empat masa, yakni yakni periode I dimulai saat Kyai Maliu membuka pemukiman Banjar, periode II era pemerintahan Banjarpetambakan yang dimulai dengan Kyai Ngabei Wirayuda sebagai adipati pertama, periode III era pemerintahan Banjarwatulembu, dan periode IV era pemerintahan Banjarnegara pasca Perang Diponegoro.
Ngabei Mangunyuda merupakan anak dari R Ngabei Banyakwide dan cucu Raden Tumenggung Mertayuda (Bupati ke-4 Banyumas). Masyarakat Kabupaten Banjarnegara mengenang ketokohannya sebagai adipati patriotik yang sangat keras memusuhi dan memimpin perlawanan terhadap kolonialis Belanda. Darah anti penjajah terus merembes pada keturunannya. Puteranya R Ngabei Mangunyudo II bahkan memindahkan pusat pemerintahan baru ke sebelah barat sungai Merawu yang lebih aman dan memberi nama baru Banjarwatulembu (Banjar Selo Lembu).
Geger Pecinan di Kartasura pada tahun 1743 merupakan puncak perlawanan Ngabei Mangunyudo kepada Belanda. Beliau memimpin langsung prajuritnya dengan menyerang benteng (loji) VOC di Kartasura. Namun dalam penyerangan itu ia meninggal. Peristiwa itu kemudian membekaskan tokoh Mangunyudo I dengan sebutan nama Mangunyudo Sedo Loji.
Ngabei Mangunyudo memiliki tiga putera, yakni Bagus Katama, Bagus Bati, dan Nyai Kaduruan I Rama (http://pl.rodovid.org). Jasad Ngabei Mangunyudo Sedoloji dimakamkan di bumi yang selalu dicintainya yakni Kabupaten Banjarnegara. Tepatnya di Desa Petambakan Kecamatan Madukara.
Menurut Sejarawan Banjarnegara, Adi Sarwono era pemerintahan Banjarnegara dapat dibagi empat masa, yakni yakni periode I dimulai saat Kyai Maliu membuka pemukiman Banjar, periode II era pemerintahan Banjarpetambakan yang dimulai dengan Kyai Ngabei Wirayuda sebagai adipati pertama, periode III era pemerintahan Banjarwatulembu, dan periode IV era pemerintahan Banjarnegara pasca Perang Diponegoro.
Ngabei Mangunyuda merupakan anak dari R Ngabei Banyakwide dan cucu Raden Tumenggung Mertayuda (Bupati ke-4 Banyumas). Masyarakat Kabupaten Banjarnegara mengenang ketokohannya sebagai adipati patriotik yang sangat keras memusuhi dan memimpin perlawanan terhadap kolonialis Belanda. Darah anti penjajah terus merembes pada keturunannya. Puteranya R Ngabei Mangunyudo II bahkan memindahkan pusat pemerintahan baru ke sebelah barat sungai Merawu yang lebih aman dan memberi nama baru Banjarwatulembu (Banjar Selo Lembu).
Makam Ng Mangunyudo Sedoloji |
Ngabei Mangunyudo memiliki tiga putera, yakni Bagus Katama, Bagus Bati, dan Nyai Kaduruan I Rama (http://pl.rodovid.org). Jasad Ngabei Mangunyudo Sedoloji dimakamkan di bumi yang selalu dicintainya yakni Kabupaten Banjarnegara. Tepatnya di Desa Petambakan Kecamatan Madukara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar